Postedby muizz Posted on Wednesday, October 01, 2014 with 2 comments. Aurodh Alfiyah Bait 01-51 Aurodh Alfiyah Bait 52-105 Aurodh Alfiyah Bait 106-142 Aurodh Alfiyah Bait 145-205 Aurodh Alfiyah Bait 206-254 Aurodh Alfiyah Bait 256-302 Aurodh Alfiyah Bait 303-355 Aurodh Alfiyah Bait 356-419 Aurodh Alfiyah Bait 420-456 Aurodh Alfiyah Bait 457
Generasi Qur’ani adalah sekumpulan pemuda yang selalu berpegang teguh pada ajaran Al-Qur’an, menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidupnya, membacanya, menghafalnya dan memahami isinya, serta mengamalkannya dalam seluruh aspek kehidupan dan kelakuan. Dalam surat al-Kahfi Allah telah memberikan gambaran yang sangat medalam tentang pemuda yang selalu menjunjung tinggi nilai ibadah dan nilai ilahiyyah, segala sesuatu yang mereka lakukan hanya diperuntukkan untuk Allah semata serta mereka tidak gentar dengan apapun ancamannya. Allah berfirman إِذْ أَوَى ٱلْفِتْيَةُ إِلَى ٱلْكَهْفِ فَقَالُوا۟ رَبَّنَآ ءَاتِنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا فَضَرَبْنَا عَلَىٰٓ ءَاذَانِهِمْ فِى ٱلْكَهْفِ سِنِينَ عَدَدًا ثُمَّ بَعَثْنَٰهُمْ لِنَعْلَمَ أَىُّ ٱلْحِزْبَيْنِ أَحْصَىٰ لِمَا لَبِثُوٓا۟ أَمَدًا نَّحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَأَهُم بِٱلْحَقِّ ۚ إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ ءَامَنُوا۟ بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَٰهُمْ هُدًى “Ingatlah tatkala para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdoa “Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami ini”. “Maka Kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu” “Kemudian Kami bangunkan mereka, agar Kami mengetahui manakah di antara kedua golongan itu] yang lebih tepat dalam menghitung berapa lama mereka tinggal dalam gua itu” “Kami kisahkan kepadamu Muhammad cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk” “Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk.”QS al-Kahfi ayat 10 – 13 Dalam ayat- ayat tersebut Allah menggambarkan bagaimana keimanan para pemuda gua ashabul kahfi yang rela mengorbankan dirinya hanya untuk mempertahankan nilai nilai ilahiyyah. Pada saat itu mereka dihadapkan dengan raja yang sangat dzolim bahkan kufur dan mengajak pada kekufuran dengan cara melarang bahkan menghukum semua rakyatnya yang menyembah Allah semata. Sekumpulan pemuda ini akhirnya berinisiatif untuk keluar dari kukungan penguasa dzolim tersebut agar dapat beribadah denga naman dan nyaman tanpa gangguan dan ancaman. Hingga akhirnya mereka bersepakat untuk keluar, namun saying rencana mereka diketahui oleh raja dan langsung menugaskan tentaranya untuk memburu dan menangkap mereka. Di penghujung jalan para pemuda itu sudah terkepung oleh bala tantara dan tidak memiliki tempat bersembunyi yang lain selain gua yang kecil kahfun. Dengan penuh keyakinan atas pertolongan Allah mereka masuk kedalamnya dan berdoa kepada Allah memohon rahmatnya doanya pada surat alkahfi ayat 10. Di tengah kegelapan gua, dibalut rasa jemas, dihantui oleh tantara raja, tidak punya bekal makanan, gua yang menjadi tempat pesembunyian hanyalah tempat yang kecil tapi anehnya mereka tidak memohon keselamatan, tidak memohon diberi ketenangan, tidak memohon makanan dan tempat tidur yang nyaman, tidak memon gua-nya di luaskan. Justru yang mereka minta adalah rahmat Allah ta’ala. Ini membuktikan keteguhan iman para pemuda kahfi, karena mereka yakin dengan rahmat Allah-lah mereka akan selamat, bukan dengan persediaan makanan, tempat yang luas dan hati yang tenang. Hingga Allah memberikan pertolongan dengan rahmat-nya mereka semua tertidur selama beberapa ratus tahun 300 tahun walaupun ada khilaf, dengan begitu mereka selamat dari kejaran tantara dzolim tanpa merasakan pusing, pegal sedikitpun, bahkan mereka beranggapan bahwa mereka hanya tidur beberapa jam saja. Dan semua ini mustahil jika tidak dengan rahmat Allah ta’ala. Kemudian Allah jelaskan dalam ayat yang ke-13 dari surat al-Kahfi bahwa mereka adalah pemuda yang beriman kepada Allah, yang yakin kepada Allah, yang tulus menyembah dan beribadah hanya untuk Allah Ta’ala maka Allah tambahkan kepada mereka hidayah petunjuk. Ketika itu keajaibanpun muncul dalam sejarah hidup mereka, dan Allah abadikan dalam kitab-kitab suci yang dibawa oleh para Nabi utusannya termasuk al-Qur’an. Pemuda zaman now atau milenial sekarang ini realitasnya banyak yang di sibukkan oleh smartphone, ganget, dan media sosial, beberapa di antaranya ada yang tidak memiliki kesibukan dan menghabiskan waktu luangnya untuk tiduran dan berselancar di dunia maya, hingga timbullah istilah generasi rebahan. Dengan realita dari perubahan zaman yang semakin canggih ini apakah yang sebenarnya diharapkan dari pemuda, dan akankah pemuda zaman now menjadi generasi Qur’ani? Sebuah ungkapan Arab mengatakan “pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan” oleh karena itu pada zaman sekarang ini, sebagai pemuda kita harus mampu menjadi pelopor bukan pengekor, pemuda sekarang harus berjiwa Qur’ani dan jangan sampai menjadi budak zaman. Kemajuan teknologi harus dipergunakan secara semestinya seperti mengambil yang baik-baik didalamnya dan menjadikan sebagai sarana belajar, apalagi aktifitas menuntut ilmu merupakan sesuatu yang memang di wajibkan atas setiap muslim, serta menjadikan Al-Qur’an sebagai rambu-rambu dalam kehidupan. Di antara ciri-ciri pemuda Qur’ani antara lain Pertama, memiliki Iman yang kuat terhadap akidah Islam, yakni pemuda yang memiliki ketakwaan kepada Allah SWT, dan menjadikan Islam sebagai gaya hidup lifestyle, mereka bangga dengan islam, cara bicaranya sunnah, olah raganya sunnah, akrab dengan majelis ilmu, serta berteman dengan orang yang shaleh. Kedua, memiliki akhlak yang mulia. Sudah sepatutnya pemuda mengamalkan dan berakhlak dengan Al-Quran, terutama pada zaman sekarang ini para pemuda tidak boleh lepas dari pedoman hidupnya Al-Qur’an. Nabi Muhammad diutus Allah untuk membangun akhlak mulia, di dalam Al-Qur’an diterangkan “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu…”QS al-Ahzab ayat 21. Hadist dari Aisyah RA “Akhlak beliau Rasulullah adalah Al-Qur’an” Ketiga, memiliki kekuatan fisik. Sebagai seorang mukmin hendaklah kita menjadi mukmin yang kuat dan tidak lemah, olahraga adalah salah satu cara untuk menjaga tubuh kita agar tidak mudah terkena penyakit, diantara olahraga yang di anjurkan dalam islam yaitu olahraga panahan, berkuda, berenang, berlari, dan gulat. Suatu ketika, Ummul Mukmin Aisyah melihat sekelompok pemuda yang berjalan dengan gontai, lemas, loyo dan bermalas-malasan. Lalu dikatakan kepada beliau “Para pemuda tersebut adalah orang-orang yang ahli ibadah, ahli qana’ah dan ahli zuhud.” Aisyah berkata “Demi Allah yang jiwaku dalam genggaman-Nya, sesungguhnya Umar bin khattab adalah orang yang lebih banyak ibadahnya, lebih hebat zuhudnya, dan lebih takut kepada Allah daripada mereka. Namun apabila Umar memukul, pukulannya menyakitkan. Apabila dia berbicara, pembicaraannya akan di dengar. Dan apabila dia berjalan, maka jalannya cepat.” Keempat, berdikari dan produktif. Berdikari yaitu berdiri di atas kaki sendiri atau mandiri dan tidak bergantung pada orang lain. Untuk mewujudkan Generasi Qurani Rasulullah SAW merupakan contoh terbaik untuk di ikuti oleh generasi muda masa kini. Rasulullah SAW rajin bekerja dan bersungguh-sungguh dalam pekerjaannya, bahkan dimasa mudanya beliau sudah mampu mencari sumber rezki sendiri. Dahulunya beliau pernah mengembala kambing dari penduduk mekah, selain itu beliau juga merupakan seorang pedagang yang jujur dan amanah. Sahabatku yang disayangi Allah, kita adalah umat yang Allah turunkan Al-Qur’an sebagai mukjizat yang agung, betapa ruginya umat yang tidak menjadikan Al-Quran sebagai panduan hidup. Hidup dalam sinaran petunjuk Al-Qur’an dan mematuhi ketentuan-ketentuannya merupakan kunci untuk mendaptakan kebahagiaan dunia dan akhirat. Rasulullah SAW bersabda “sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya”HR Al-Bukhari Penulis Ustadz Faisal Alhabsyi Bidang Kurikulum dan Akademik Pesantren MAQI
Katakata mutiara tentang gitar dalam bahasa inggris adalah informasi penting disertai dengan foto dan gambar hd yang bersumber dari semua situs web di dunia. Langsung saja simak ulasannya tentang kata mutiara hati paling menyentuh dan bikin baper telah dirangkum berbagai sumber. Source: nusagates.com Kata-kata hikmah Alfiyah ﻓﺎﺭﻓﻊ ﺑﻀﻢ ﻭﺍﻧﺼﺒﻦ ﻓﺘﺤﺎ ﻭﺟﺮ ﻛﺴﺮﺍ ﻛﺬﻛﺮ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﺒﺪﻩ ﻳﺴﺮ Bercita-citalah setinggi langit, dan ber etikalah yang mulya, serta rendahkanlah hatimu. Insyaalloh dirimu akan mendapat kemudahan serta kebahagiaan dan mati dengan husnul khotimah ﻭَﻛُﻞُّ ﺣَـﺮْﻑٍ ﻣُﺴْﺘَــﺤِﻖٌّ ﻟِﻠْﺒِﻨَﺎ ﻭَﺍﻷَﺻْﻞُ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻤَﺒْﻨِﻲِّ ﺃَﻥْ ﻳُﺴَﻜَّﻨَﺎ Setiap diri hendaklah memiliki jiwa yang kokoh berpegang teguh pada kebenaran. Dan pada hakikatnya keteguhan seseorang tergantung pada istikamahnya hati ﻻ ﺃﻗﻌﺪ ﺍﻟﺠﺒﻦ ﻋﻦ ﺍﻟﻬﻴﺠﺎﺀ ﻭﻟﻮ ﺗﻮﺍﻟﺖ ﺯﻣﺮ ﺍﻻﻋﺪﺍﺀ Aku takan putus asa dalam meraih cita-cita sejati, walau cobaan datang silih berganti menghadangku. Aku tidak akan duduk bertopang dagu karna pertempuran, meski menghadapi gelombang musuh yang datang silih berganti ﻭَﻣَﺎ ﻳَﻠِﻲ ﺍﻟْﻤُﻀَﺎﻑَ ﻳَﺄْﺗِﻰ ﺧَﻠَﻒَ ﻋَﻨْﻪُ ﻓِﻲ ﺍﻻِﻋْﺮَﺍﺏِ ﺇِﺫَﺍ ﻣَﺎ ﺣُﺬِﻑَ Santri itu jadi penerus bagi perjuangan para Ulama di muka bumi , di kala mereka di panggil untuk menghadap keharibaan Alloh ﻭﺯﻛّﻪ ﺗﺰﻛﻴﺔ ﻭﺃﺟﻤﻼ ﺇﺟﻤﺎﻝ ﻣﻦ ﺗﺠﻤّﻼ ً ﺗﺠﻤّﻼ ﻭﺍﺳﺘﻌﺬ ﺍﺳﺘﻌﺎﺫﺓ ً ﺛﻢّ ﺃﻗﻢ ﺇﻗﺎﻣﺔ ﻭﻏﺎﻟﺒﺎ ً ﺫﺍ ﺍﻟﺘﺎ ﺍﻟﺘﺰﻡ Sucikanlah hatimu, hiasilah hatimu seperti orang yang pandai menghias dirinya dengan budi pekerti yang luhur. Dan mintalah pertolongan serta perlindungan pada Allah. Apabila mampu mengerjakannya, Insyaallah akan tetap mendapat kebahagiaan. ﻓَﺎﻟﻨَّﻌْﺖُ ﺗَﺎﺑِﻊٌ ﻣُﺘِﻢُّ ﻣَﺎ ﺳَﺒَﻖ ﺑِﻮَﺳْﻤِﻪِ ﺃَﻭْ ﻭَﺳْﻢِ ﻣَﺎ ﺑِﻪِ ﺇﻋْﺘَﻠَﻖ Sifat seorang anak itu tergantung pada orang tua yang mendidiknya, baik melihat tingkah laku orang tua sendiri ataupun orang sekelilingnya ﻭَﺃَﻟِﻔًﺎ ﺯِﺩْ ﻗَﺒْﻠَﻬَﺎ ﻣُﺆَﻛِّﺪﺍ ﻓِﻌْﻠًﺎ ﺇِﻟَﻰ ﻧُﻮْﻥِ ﺍﻹِﻧَﺎﺙِ ﺃُﺳْﻨِﺪﺍ Bilamana kau mencintai seorang perempuan, sebelum kau utarakan isi hatimu. Tumbuhkanlah rasa kepercayaan pada perempuan tersebut dengan prilaku yang terpuji. ﻭﺍﻻﺳﻢ ﻗﺪ ﺧﺼﺺ ﺑﺎﻟﺠﺮ ﻛﻤﺎ ﻗﺪ ﺧﺼﺺ ﺍﻟﻔﻌﻞ ﺑﺄﻥ ﻳﻨﺠﺰﻣﺎ Janganlah kau seperti kalimat isim yang mau mengerjakan suatu yang rendah menurut kacamata islam, namun berpegang teguhlah seperti kalimah fiil, bisa hidup istiqomah dan tidak mau mengerjakan sesuatu yang tidak semestinya. ﻭﺍﻟﻔﺘﺢُ ﻧﺰﺭٌ ﻭﺻِﻞِ ﺍﻟﺘﺎ ﻭﺍﻷﻟﻒْ ﺑِﻤَﻦْ ﺑﺈﺛﺮِ ﺫﺍ ﺑﻨﺴﻮﺓٍ ﻛَﻠِﻒْ Sedikit sekali orang yang terbuka hatinya untuk mendalami ilmu agama dan umum, sementara hatinya selalu tertuju pada cowok/cewek pacaran kecuali hanya sebagian kecil yang diperoleh ﻭﺍﻗﺮﻥ ﺑﻔﺎ ﺣﺘﻤﺎً ﺟﻮﺍﺑﺎً ﻟﻮ ﺟُﻌِﻞ ﺷﺮﻃﺎً ﻹﻥ ﺃﻭ ﻏﻴﺮﻫﺎ ﻟﻢ ﻳﻨﺠﻌﻞ Menjawab salam itu hukumnya wajib ain bila yang ada hanya satu orang, namun bila yang diberi salam itu orang banyak maka hukumnya fardu kifayah. ﻭﻧﺤﻮ ﻋﻨﺪﻱ ﺩﺭﻫﻢ ﻭﻟﻲ ﻭﻃﺮ ﻣﻠﺘﺰﻡ ﻓﻴﻪ ﺗﻘﺪﻡ ﺍﻟﺨﺒﺮ Seorang muslim yang sudah mampu dalam harta dan perjalanannya ke makkah serta tidak terhalang oleh sesuatu, maka wajib untuk mendahulukan kewajiban hajinya. ﻭﺧﺒﺮ ﺍﻟﻤﺤﺼﻮﺭ ﻗﺪّﻡ ﺃﺑﺪﺍ ﻛﻤﺎ ﻟﻨﺎ ﺇﻻ ﺍﺗﺒﺎﻉ ﺃﺣﻤﺪﺍ Sebagai seorang mukmin, tentunya kita harus senantiasa meniru jejak langkah baginda nabi muhammad SAW… Semoga kita semua termasuk ummatnya yang mampu melanjutkan perjuangannya. ﻭﺍﺣﻜﻢ ﺑﺘﻨﻜﻴﺮ ﺍﻟﺬﻱ ﻳﻨﻮّﻥ ﻣﻨﻬﺎ ﻭﺗﻌﺮﺑﻒ ﺳﻮﺍﻩ ﺑﻴّﻦ Hukumilah dengan hukum nakiroh jahil/mahjub bagi orang-orang yang masih menggunakan sifat-sifat kemanusiaan tanwin Dan hukumilah dengan hukum ma’rifat maqom waliyulloh bagi orang-orang yang menyatakan sifat-sifat kehambaan. Riyadul Alfiyah sadang ﻭﻳﺮﻓﻌﺎﻥ ﻣﻀﻤﺮﺍ ً ﻳﻔﺴّﺮﻩ ﻣﻤﻴّﺰّ ﻛﻨﻌﻢ ﻗﻮﻣﺎ ً ﻣﻌﺸﺮﻩ Ahli ta’sir dan ahli iksir akan membuat mulya kepada hati yang menemaninya sehingga hatinya akan mendapat puttuh ma’rifat karna selalu diberikan penerangan dan akan berkumpul dengan merekalah sebaik-baiknya perkumpulan. ﻭﺑﻌﺪ ﺃﻥ ﺗﻌﻮﻳﺾ ﻣﺎ ﻋﻨﻬﺎ ﺍﺭﺗﻜﺐ ﻛﻤﺜﻞ ﺃﻣّﺎ ﺃﻧﺖ ﺑﺮّﺍ ﻓﺎﻗﺘﺮﺏ Pasti berlaku menggantikan diri kepada derajat yang lebih tinggi jika diri tersebut telah dikenakan sesuatu yang dapat mengembalikan kepada jati diri yang hakiki. Maka dekatkanlah dirimu kepada Allah niscaya engkau akan mendapat kebahagiaan yang hakiki yaitu menyandang gelar waliyulloh. ﻭﺍﻣﻨﻊ ﺯﻳﺎﺩﺓ ً ﺑﻼ ﻗﻴﺪٍ ﺛﺒﺖ ﺇﻥ ﻟﻢ ﺗﺒﻴّﻦ ﺣﺠّﺔّ ﻛﺤِﻈﻠﺖ Janganlah berlebihan dalam segala hal tanpa diiringi Vaktualisasi yang loyal. ﻭﻳُﻌﺮﻑ ﺍﻟﺘﻘﺪﻳﺮ ﺑﺎﻟﻀﻤﻴﺮ ﻭﻧﺤﻮﻩ ﻛﺎﻟﺮّﺩّ ﻓﻲ ﺍﻟﺘﺼﻐﻴﺮ Pada hakekatnya kaya itu tidak di ukur dari segi materi, tapi lebih dititik beratkan pada kesederhanaan dan murah hati. Riyadul Alfiyah sadang ﻭﻣﺎ ﺃﺗﻰ ﻣﺨﺎﻟﻔﺎ ﻟﻤﺎ ﻣﻀﻰ ﻓﺒﺎﺑﻪ ﺍﻟﻨﻘﻞ ﻛﺴﺨﻂٍ ﻭﺭﺿﺎ Berhijrah dari degradasi moral pada generasi yang ikhlas beramal. ﺑِﺒَﺬْﻝٍ ﻭَﺣِﻠْﻢٍ ﺳَﺎﺩَ ﻓِﻲ ﻗَﻮْﻣِﻪِ ﺍﻟْﻔَﺘَﻰ Seorang kader umat yang memiliki sikap kebijaksanaan dan dibarengi dengan murah hati kelak dia akan menjadi pemimpin di kaumnya. ﺻَﺎﺡِ ﺷَﻤِّﺮْ ﻭَﻻَ ﺗَﺰَﻝْ ﺫَﺍﻛِﺮَ ﺍﻟْﻤَﻮْ ﺕ ﻓَﻨِﺴْﻴَﺎﻧُﻪُ ﺿَﻠَﺎﻝٌ ﻣُﺒِﻴْﻦٌ Lupa akan akherat adalah kesesatan yang nyata. ﻻَ ﺃَﻗْﻌُﺪُ ﺍﻟﺠْﺒْﻦَ ﻋَﻦِ ﺍﻟﻬَﻴْﺠَﺎﺀِ ﻭَﻟَﻮْ ﺗَﻮَﺍﻟَﺖْ ﺯُﻣَﺮَ ﺍﻷَﻋْﺪَﺍﺀِ Aku tak akan mundur walaupun serangan bertubi-tubi dari musuh. wal khobarul juz’ul mutimmu faaidah kalloohu barrun wal’ayaadii syaahidah. Suatu mubtada pria pasti ingin sempurna dgn brsanding khobar wanita berfaidah makna amat di cinta
Syaircinta bait alfiyah jendela kata cinta kata bijak kata islami kata motivasi hemat saya nadhom alfiyah ibn malik begitu istimewa di . Download lagu aduh aa eneng rindu versi nadhom alfiyah cover by nida mp3 dan mp4 di metrolagu. Apakah aku harus seperti 'ibnu malik' yang membuat 1000 syair .
Oleh Ahmad Anwar Nasihin Menghafal Alfiyah ibnu Malik itu tidak mudah jang… Siapapun orangnya, yang menghafal Kitab Alfiyah jangan merasa takabur atau sombong dengan hafalannya. Bisa jadi hafalannya hilang dan tidak akan selesai sampai akhir bait. Sampai ada slogan di pesantren untuk kalangan para santri pemuda yang hebat adalah pemuda yang mampu menghafal dan memahami Alfiyah. Santri putri akan lebih tertarik kepada santri putra yang mampu menghafal kitab Alfiyah 1000 Bait. Bahkan sebelum trending mahar hafalan qur’an, mahar hafal Alfiyah lebih trending lebih dulu di kalangan pesantren. Tetapi jangan salah. Tantangan kedua dalam menghafal Alfiyah adalah godaan perempuan. Biasanya santri belum hafal dan belum faham tiba tiba ia ingin menikah. Akhirnya santri itu keburu sibuk dengan urusan rumah tangganya. Perlu diketahui bahwa Ibnu Malik dengan isim karimnya Muhammad bin Abdullah bin Malik ath-Tha'i al-Jayyani atau lebih dikenal dengan isim laqobnya Ibnu Malik adalah seorang pemuda yang mampu mengarang Kitab Alfiyah dengan perpaduan sastra arab dan teori grametika bahasa Arab. Ini sangat keren sekali karena di usia muda ia mampu mencetuskan pemikiran teori Bahasa Arab melalui kitab Alfiyah, yang ia susun di negara yang bukan jazirah Arab yaitu Andalusia, Spanyol. Disebut Alfiyah, karena terdiri dari 1000 satar, adapun satar, adalah setengah bagian dari satu bait. Nadzom Alfiyah Ibnu Malik, sebuah karya yang sangat fenomenal, yang tidak akan pernah terhapus dalam khazanah intelektual pesantren, khususnya pesantren salaf. Kitab ini berisi kaidah-kaidah gramatika bahasa Arab, seputar nahwu shorof. Di antara keunikan dari kitab ini adalah penempatan kata-kata dan contoh dalam nadzom yang tidak sembarangan, melainkan mempunyai maksud dan isyaroh tersendiri kalam-kalam hikmah, falsafah dan nasihat hidup. Syaikhuna Kholil Bangkalan Madura—yang diyakini sebagai yang membawa dan mula mengajarkan Alfiyah-apabila ada pertanyaan dari masyarakat, baik itu masalah seputar ilmu fiqih ataupun permasalahan hidup lainnya, beliau sering menjawabnya dengan nadzhom bait Alfiyah yang penuh dengan filsafat. Suatu ketika, ada pertanyaan yang diajukan kepada Mbah Kholil mengenai bagaimana hukumnya jika satu desa terdapat dua sholat jumat? Maka beliau menjawabnya langsung dengan nadzhom Alfiyah وَفِى اخْتِيَارِ لَا يَجِيْئُ الْـمُنْفَصِلُ إِذَا اَتَى أَنْ يَجِيْئَ الْـمُتَّصِلُ “Dalam keadaan ikhtiar tidak sulit berkumpul, tidak boleh terpisah dengan melakukan jum’atan lebih dari satu, ketika berkumpul menjadi satu itu masih memungkinkan”. Di tangan yang hafal dan memahaminya, Alfiyah bukan sekedar rumus-rumus gramatika bahasa arab tetapi juga menjadi bait-bait yang berisi kebijaksanaan dan bahkan strategi. مَنْ تَبَحَّرَ فِى عِلْمٍ وَاحِدٍ تَبَحَّرَ جَمِيْعَ الْعُلُوْمِ “Barang siapa yang tabahur menguasai secara mendetail dan mendalam layaknya lautan terhadap suatu ilmu nahwu shorof, maka orang itu akan mampu tabahur pada semua ilmu”. Saya ketika di pesantren pernah mendengar guru saya membacakan Syair tentang pentingnya belajar ilmu nahwu من طلب العلوم بغير نحو كالعبور البحر بدون القارب “Jalma nyuprih elmuna teu make nahwu cara mentas laut teu make parahu” Ia tidak akan sampai kepada tujuannya, karena ia tidak menggunakan sarana atau alat untuk menyeberang lautan tersebut. Begitupun orang belajar ilmu tafsir dan hadits, ia tidak akan bisa mendalaminya apabila tidak belajar Ilmu nahwu dan shorofnya. Motivasi kepada para santri agar jangan kecil harapan dalam menuntut ilmu, ia harus tinggi dalam cita citanya dan rendah diri Tawadlu, dalam kehidupannya, seringkali dinukil dari bait فَارْفَعْ بِضَمِّ وَانْصِبَنْ فَتْحَا وَجُرّ كَسْرًا كَذِكْرُ اللهِ عَبْدَهُ يَسُرْ “Bercita-citalah setinggi langit, dan berteriaklah yang mulia, serta rendahkan hatimu. Insya Alloh dirimu akan mendapat kemudahan serta kebahagiaan dan mati dengan khusnul khotimah” Amin. Tantangan seberat apapun bisa dilewati dengan baik, apabila kita ada kemauan dan kesemangatan dalam mengkaji Kitab Alfiyah, karena biasanya orang yang hafal kitab Alfiyah akan mempunyai keunikan dan daya tarik tersendiri. Walaupun dia hidup di hutan belantara orang itu akan tetap dikenal dan diketahui oleh ratusan bahkan ribuan manusia. Ibarat intan berlian tenggelam di dalam lumpur, tetap akan kelihatan walapun sudah terkubur dengan lumpur. Inilah uniknya orang yang mempunyai pemahaman dan hafalan kitab Alfiyah. Tetapi hafal bait-bait alfiyah jangan kemudian sombong. Tentang hal ini, Ibnu Malik sudah mengingatkan dalam tambahan 2 bait di bagian mukadimah yang pada awalnya tidak masuk dalam rencana وهو بسبق حائز تفضيلا مستوجب ثنائي الجميلا Dan dia Imam Ibnu Mu’thiy memang lebih dahulu dan mendapatkan keunggulan. Dia juga pantas mendapatkan pujian legitimasi yang sangat baik dariku. والله يقضي بهبات وافرة لي وله في درجات الآخرة Semoga Allah memberikan anugerah yang sempurna untukku dan juga beliau dalam derajat yang tinggi di akhirat kelak. Dua bait di atas sengaja ditambahkan sebagai bentuk apresiasi kepada gurunya setalah pengalaman hilangnya hafalan Ibnu Malik karena merasa sudah mengungguli gurunya, sebagaimana dalam bait ke lima, bagian satar ke-sepuluh yang berbunyi وتَقتضِى رضًا بغير سخطٍ فائقةً ألفيّةً ابن معطى Dan kitab Alfiyah itu akan menarik keridhoan yang tanpa didasari kemarahan Dan kitab Alfiyah ini lebih unggul dari kitab Alfiyahnya Ibnu Mu’thiy. Begitulah, dalam kegelisahan karena mandeg, Ibnu Malik bermimpi bertemu gurunya yang kemudian membimbingnya melanjutkan bait-bait. Setelah terjaga, Ibnu Malik sadar lalu berziarah ke gurunya kemudian mengalirlah bait-bait Alfiyah sampai 1000 bait termasuk dua bait dalam muqodimah di atas. Terakhir, hafalan Alfiyah itu sendiri lebih cepat hilang dibanding al-Qu’ran apabila si penghafalnya berbuat maksiat. Dan juga orang yang hafal Alfiyah itu derajatnya akan tinggi dan selalu mendapatkan kemuliaan baik dari mahluk atau dari sang pencipta. Wallahu a’lam. Penulis adalah pengasuh Pondok Pesantren Roudlotut Tarbiyah Liung Gunung Plered/ Katib Syuriah PCNU Purwakarta
Alfiyahakan menjadi kitab fan ilmu agama apabila digunakan sebagai alat untuk membaca kitab-kitab agama, apabila tidak, maka kitab Alfiyah Ibnu Malik berisi beberapa fan ke-ilmu-an. Tulisan ini mencoba mengupas makna yang tersirat dari bai-bait syair Alfiyah Ibnu Malik yang didalamnya terdapat arti kiasan berupa kalam hikmah, falsafah dan
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Bait Al-Fiyah dan HikmahnyaDalam mengembangkan wawasan berbahasa Arab, amat diperlukan buku yang menitikberatkan pada kajian kebahasaan. Salah satu buku atau kitab yang menjadi referensi utama bagi pelajar dalam mengembangkan wawasan berbahasa Arab adalah al-Fiyah ibnu fenomenal karangan imam Malik ini memang sangat cocok untuk digunakan oleh para pelajar yang ingin menguasai gramatika bahasa Arab. Selain isinya bait yang ringkas dan padat, kitab ini memiliki sejarah yang unik ketika masih dalam proses penyusunannya. Hal itu bisa kita lihat dari ketidak sesuaian judul dengan jumlah baitnya, judul sya'ir imam Malik ini diberi nama "al-Fiyyah" yang berarti "seribu bait" sedangkan baitnya berjumlah seribu dua. Ketidaksesuaian judul dengan jumlah bait ini sangat menarik untuk dikaji dan ditela'ah melalui kitab-kitab sejarah atau biografi yang memuat sejarah kehidupan imam Malik. Namun tulisan ini tidak akan menjelaskan tentang hal tersebut, tulisan ini mencoba menguraikan dua hikmah dari sekian banyak hikmah kehidupan yang terdapat dalam al-Fiyyah ibnu pembaca atau kawan-kawan yang sedang mencari pasangan hidup, mungkin salah satu bait al-Fiyyah ini bisa membantu atau bisa menjadi solusi dalam mencari pasangan masih bisa memilih tidak dalam keadaan terpaksa, jangan gunakan dhamir munfasilJika masih memungkinkan, maka harus menggunakan dhamir muttasil Dhamir munfasil adalah dhamir yang terpisah dengan 'amilnya sedangkan dhamir muttasil adalah dhamir yang tidak terpisah dengan 'amilnya. Contohnya ketika kita ingin mengtakan, "saya telah menolongmu". Maka tidak boleh kita mengatakan , kita harus mengatakan .Adapun hikmah yang terkandung dalam syair bait "Jika masih bisa memilih tidak dalam keadaan terpaksa, jangan gunakan dhamir munfasil. Jika masih memungkinkan, maka harus menggunakan dhamir muttasil" bagi orang yang sedang mencari atau memilih pasangan hidup adalah Jika masih bisa memilih dan tidak dalam keadaan terpaksa jangan mencari atau memilih pasangan hidup yang jauh, cobalah untuk mencari pasangan hidup yang dimaksud dengan dekat di sini tidak hanya terbatas pada dekat secara geografis, tapi juga berlaku untuk dekat secara hubungan kekeluargaan, kekerabatan, atau dekat secara sosiologis. 1 2 Lihat Filsafat Selengkapnya
baitalfiyah tentang 'athaf. Athaf Nasaq dan Bayan (عطف النسق والبيان), Ketentuan, Lengkap I'rab. Nahwu & Sharaf | 14 Oct 2019 28 Apr 2021. Related News. Popular Tags. قصة جحا بقلم شوقي حسن HADITS-HADITS YANG BERKAITAN DENGAN PEMUDAKarena tema pembicaraan kali ini berkaitan dengan pemuda, maka kami menyebutkan beberapa hadits yang berkaitan dengan pemuda atau didalamnya ada penyebutan lafazh pemuda, baik dalam kontek pujian kepada para pemuda, ataupun bimbingan kepada mereka agar tidak tertipu dengan masa muda. Diantara hadits berikut ada juga yang menunjukkan peran para pemuda dalam membela dan mempertahankan Islam dari serangan para musuh. Diantara hadits-hadits tersebut adalahHadits Pertama Rasûlullâh Shallallahu alaihi wa sallam bersabdaيَعْجَبُ رَبُّكَ مِنْ شَابٍّ لَيْسَتْ لَهُ صَبْوَةٌRabbmu kagum dengan pemuda yang tidak memiliki shobwah[1] [HR. Ahmad]Shabwah adalah kecondongan untuk menyimpang dari Kedua Rasûlullâh Shallallahu alaihi wa sallam bersabdaالْحَسَنُ وَالْحُسَيْنُ سَيِّدَا شَبَابِ أَهْلِ الْجنَّةHasan dan Husain c adalah tokoh pemuda penduduk surga[2] [HR. At-Tirmidzi]Hadits Ketiga Rasûlullâh Shallallahu alaihi wa sallam bersabdaسَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ إِمَامٌ عَادِلٌ وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ اللَّهِ وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ فِي خَلَاءٍ فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسْجِدِ وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ إِلَى نَفْسِهَا قَالَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا صَنَعَتْ يَمِينُهُAda tujuh golongan manusia yang akan dinaungi oleh Allâh dibawah naungan Arsynya pada hari tidak ada naungan selain naungan Allâh Azza wa Jalla yaitu imam yang adil; Pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allâh Azza wa Jalla ; Seorang laki-laki yang mengingat Allâh dalam kesunyian kesendirian kemudian dia menangis karena takut kepada adzab Allâh; Seorang laki-laki yang hatinya selalu bergantung dengan masjid-masjid Allâh; Dua orang yang saling mencintai, mereka berkumpul dan berpisah karena Allâh Azza wa Jalla ; Dan seorang laki-laki yang diajak berzina oleh seorang permpuan yang memilki kedudukan dan cantik akan tetapi dia menolak dan berkata, Sesungguhnya aku taku kepada Allâh.’ Dan seorang laki-laki yang bersedekah dengan sesuatu yang ia sembunyikan, sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya. [HR. Al-Bukhâri dan Muslim][3]Hadits Keempat Dikatakan kepada penghuni surgaوَإِنَّ لَكُمْ أَنْ تَشِبُّوا فَلَا تَهْرَمُوا أَبَدًاSesungguhnya kalian akan terus-menerus muda dan tidak akan pernah menua selamanya[4] [HR. Muslim]Hadits Kelimaقَالَ أَبُو بَكْرٍ –وَعِنْدَهُ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ- لِزَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ إِنَّكَ رَجُلٌ شَابٌّ عَاقِلٌ لاَنَتَّهِمُكَ، وَقَدْ كُنْتَ تَكْتُبُ الْوَحْيَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَتَتَبَّعِ الْقُرْآنَ فَاجْمَعْهُAbu Bakr Radhiyallahu anhu mengatakan kepada Zaid bin Tsâbit saat itu Umar bin al-Khatthab Radhiyallahu anhu berada diantara mereka, “Sesungguhnya kamu laki-laki yang masih muda, cerdas dan kami tidak menuduhmu berbuat dusta, kamu dahulu menulis wahyu untuk Rasûlullâh, maka sekarang telitilah al-Qur’an itu dan kumpulkanlah ia [HR. Al-Bukhâri][5]Hadits Keenamدَخَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى رَجُلٍ وَهُوَ فِي الْمَوْتِ، فَقَالَ كَيْفَ تَجِدُكَ؟» قَالَ أَرْجُو اللَّهَ وَأَخَافُ ذُنُوبِي، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَجْتَمِعَانِ فِي قَلْبِ عَبْدٍ فِي مِثْلِ هَذَا الْمَوْطِنِ إِلَّا أَعْطَاهُ اللَّهُ الَّذِي يَرْجُو وَأَمَّنَهُ الَّذِي يَخَافُRasulullah mendatangi seorang pemuda yang dalam keadaan sekarat, Rasullah berkata padanya bagaimana keadaanmu? Saya berharap kepada Allâh Ya Rasulullah, dan aku takut akan dosa-sosaku, kemudian Rasulullah bersabda tidaklah roja’ pengharapan dan khauf rasa takut berkumpul dalam hati seorang hamba disaat seperti ini, kecuali Allâh akan memberikan kepadanya apa yang dia harapkan, dan akan melindunginya dari segala hal yang dia takutkan-[6] [HR Ibnu Majah]Hadits Ketujuhعَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ كُنَّا نَغْزُوْ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَحْنُ شَبَابٌDari Ibnu Mas’ûd Radhiyallahu anhu berkata, “Kami ikut berperang bersama Rasûlullâh padahal saat itu kami masih muda [HR. Ahmad] [7]Hadits Kedelapanعَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ كَانَ شَبَابٌ مِنَ الْأَنْصَارِ سَبْعِينَ رَجُلًا يُقَالُ لَهُمْ الْقُرَّاءُ يَكُونُونَ فِي الْمَسْجِدِ فَإِذَا أَمْسَوْا انْتَحَوْا نَاحِيَةً مِنَ الْمَدِينَةِ، فَيَتَدَارَسُونَ وَيُصَلُّونَ يَحْسِبُ أَهْلُوهُمْ أَنَّهُمْ فِي الْمَسْجِدِ، وَيَحْسِبُ أَهْلُ الْمَسْجِدِ أَنَّهُمْ في أَهْلِيهِمْ، حَتَّى إِذَا كَانُوا فِي وَجْهِ الصُّبْحِ اسْتَعْذَبُوا مِنَ الْمَاءِ، وَاحْتَطَبُوا مِنَ الْحَطَبِ، فَجَاءُوا بِهِ فَأَسْنَدُوهُ إِلَى حُجْرَةِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَبَعَثَهُمُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَمِيعًا، فَأُصِيبُوا يَوْمَ بِئْرِ مَعُونَةَ، فَدَعَا النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى قَتَلَتِهِمْ خَمْسَةَ عَشَرَ يَوْمًا فِي صَلَاةِ الْغَدَاةِDari Anas bin Mâlik Radhiyallahu nanhu , beliau mengatakan bahwa ada 70 pemuda dari kalangan Anshâr yang digelari al-Qurrâ’ para pembaca al-Qur’ân. Mereka biasa tinggal di masjid Nabawi. Tatkala petang menjelang mereka keluar kepinggiran kota Madinah, lalu mereka belajar bersama dan mendirikan shalat. Keluarga mereka menyangka mereka sedang berada di masjid, sementara orang-orang di masjid menyangka mereka pulang menemui keluarga mereka. Ketika mendekati waktu Shubuh mereka mencari air lalu mencari kayu bakar yang mereka bawa dan sandarkan di dinding kamar Rasûlullâh Shallallahu alaihi wa sallam [HR. Ahmad] [8] Dengan hasil penjualan kayu-kayu tersebut, mereka membelikan makanan buat para penghuni shuffah. Penghuni shuffah adalah orang-orang fakir yang hijrah ke Madinah sedangkan mereka tidak memiliki keluarga ataupun kerabat di Madinah, hingga mereka tinggal di shuffah di dekat masjid Kesembilan Alqamah rahimahullah , salah seorang Shahabat Ibnu Mas’ûd Radhiyallahu anhu bercerita, “Aku berjalan bersama Abdullah bin Mas’ûd, kemudaian dia bertemu dengan Utsmân bin Affân Radhiyallahu anhu yang mengajak dia berbicara. Utsman Radhiyallahu anhu berkata pada Ibnu Mas’ûd Radhiyallahu anhu , Wahai Abu Abdirrahman! Maukah engkau kami nikahkan dengan seorang pemudi? Semoga dia bisa membangkitkan lagi memori-memori lamamu?’ Abdullâh bin Mas’ud Radhiyallahu anhu pun menanggapinya, Jika engkau mengatakan seperti itu, maka sesungguhnya Rasûlullâh pernah mengatakan kepada kamiيَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ، مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ , فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ , وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ , وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ , فَلْيَصُمْ , فَإِنَّ الصَّوْمَ لَهُ وِجَاءٌWahai para pemuda! Barangsiapa sudah mampu untuk menikah, maka hendaklah dia menikah! Karena menikah lebih menjaga pandangan dan lebih membentengi kemaluan. Dan barangsiapa yang belum mampu maka hendaklah dia berpuasa, sesungguhnya puasa itu adalah tameng bagi pelakunya [HR. Al-Bukhâri dan Muslim][9] Hadits Kesepuluh Dalam hadist Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam tentang dajjal diceritakan يَدْعُو رَجُلاً مُمْتَلِئاً شَبَاباً فَيَضْرِبُهُ بِالسَّيْفِ، فَيَقْطَعُهُ جِزْلَتَيْنِ رَمْيَةَ الغَرَضِ، ثُمَّ يَدْعُوهُ ، فَيُقْبِلُ ، وَيَتَهَلَّلُ وَجْهُهُ يَضْحَكُDajjal memanggil seorang laki-laki muda belia, kemudian dajjal menebas lehernya dengan pedang dan membelahnya menjadi dua, kemudian dajjal memanggilnya kembali, ia pun datang memanggut-manggutkan wajahnya seraya tertawa [HR. Muslim][10] Hadits Kesebelas Dari Mâlik bin al-Huairist Radhiyallahu anhu , dia berkataأَتَيْنَا النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَحْنُ شَبَبَةٌ مُتَقَارِبُونَ فَأَقَمْنَا عِنْدَهُ عِشْرِينَ لَيْلَةً وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَفِيقًا فَلَمَّا ظَنَّ أَنَّا قَدْ اشْتَقْنَا أَهْلَنَا سَأَلَنَا عَمَّنْ تَرَكْنَا بَعْدَنَا فَأَخْبَرْنَاهُ فَقَالَ ارْجِعُوا إِلَى أَهْلِيكُمْ فَأَقِيمُوا فِيهِمْ وَعَلِّمُوهُمْ وَمُرُوهُمْ وَذَكَرَ أَشْيَاءَ أَحْفَظُهَا أَوْ لَا أَحْفَظُهَا وَصَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي فَإِذَا حَضَرَتْ الصَّلَاةُ فَلْيُؤَذِّنْ لَكُمْ أَحَدُكُمْ وَلْيَؤُمَّكُمْ أَكْبَرُكُمْKami mendatangi Rasûlullâh Shallallahu alaihi wa sallam dan kami adalah para pemuda yang hampir sebaya. Kami tinggal bersama Rasûlullâh selama 20 hari. Sungguh, Rasûlullâh Shallallahu alaihi wa sallam adalah orang yang penyayang. Ketika Beliau Shallallahu’alaihi wa sallam melihat kami rindu kepada keluarga kami, Beliau Shallallahu’alaihi wa sallam menanyakan kepada kami tentang keluarga yang kami tinggalkan, lalu kami mengabarkan kepada Beliau Shallallahu’alaihi wa sallam tentang keluarga yang kami tinggal. Kemudian Beliau Shallallahu’alaihi wa sallam bersada, Kembalilah kalian kepada keluarga kalian! dan tinggallah bersama mereka! Ajarilah mereka dan perintahkanlah mereka! dan Rasûlullâh Shallallahu alaihi wa sallam menyebutkan banyak hal, ada yang bisa saya hafal dan ada pula yang tidak bisa hafal. Beliau Shallallahu’alaihi wa sallam juga bersabda Dan shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat! Dan apabila waktu shalat telah tiba, maka salah seorang diantara kalian hendaknya mengumandangkan adzan, dan yang mengimami kalian adalah orang yang paling tua diantara kalian [HR. Al-Bukhâri][11] Demikianlah beberapa hadits yang disebutkan lafazh syabâb didalamnya. Semoga bermanfaat.[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 09/Tahun XVIII/1436H/2015M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079 ] _______ Footnote [1] Dikeluarkan oleh Imam Ahmad 4/151, dan at-Thabrani dalam kitab al-Kabîr 17/903, no 853, dan Abu Ya’la 3/288. Al-Haitsami mengatakan dalam kitab Majma’ Zawâid 10/273, “Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Ya’la, dan Thabrani, sanadnya hasan.” [2] Dikeluarkan oleh at-Tirmidzi, kitab al-Manâkib, Bab Manâkib al-Hasan dan al-Husain Radhiyallahu anhuma , no. 3768 [3] Dikeluarkan oleh Imam al-Bukhâri, dalam Kitab al-Adzân, no. 660, dan Muslim, kitab Zakât, no. 1031 [4] Dikeluarkan oleh Imam Muslim, Kitab al-Jannah wa shifat Na’îmihâ, no. 2837 [5] HR. Imam al-Bukhâri, no. 4679 [6] Dikeluarkan oleh Ibnu Mâjah, Kitab az-Zuhdi, no. 4261, dan Tirmizi, Kitab al-Janâiz, no. 983 [7] Imam Ahmad 1/390, 432 [8] Imam Ahmad 3/235 [9] Dikeluarkan oleh Imam al-Bukhâri, Kitab an-Nikâh, no. 5065, 5066, dan Muslim, kitab an-Nikâh, [10] Dikeluarkan oleh Imam Muslim, no. 2137 [11] Dikeluarkan oleh Imam al-Bukhâri, no. 631, dan Imam Muslim, no. 274 Home /A9. Wanita dan Keluarga.../Hadits-Hadits Yang Berkaitan Dengan... Sedangkansecara makna, Alfiyah Ibnu Malik lebih banyak cakupannya mengenai hukum ilmu nahwu. Imam Ibnu Mu'thi memiliki nama lengkap Abi al-Hasan Yahya bin Abd An-Nur Az-Zawawi. Ia Lahir pada tahun 564 H, menetap di Damaskus atau Syiria dalam kurun waktu yang cukup lama.
Alhamdulillah, pada kesempatan kali ini kami akan coba membahas terkait hadits tentang pemuda. Semoga dengan pembahasan ini para pemuda bisa lebih memaksimalkan masa muda merupakan masa sempurnanya pertumbuhan fisik dan kekuatan seorang manusia. Maka ini merupakan nikmat besar dari Allah Ta’ala yang seharusnya dimanfaatkan dengan sebaik-sebaiknya untuk amal kebaikan guna meraih ridha Allah Ta’ala. Dan sebagimana nikmat-nikmat besar lainnya dalam diri manusia, nikmat inipun nantinya akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman,{أَلا يَظُنُّ أُولَئِكَ أَنَّهُمْ مَبْعُوثُونَ. لِيَوْمٍ عَظِيمٍ. يَوْمَ يَقُومُ النَّاسُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ}“Tidakkah mereka itu yakin, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan, pada suatu hari yang besar dasyat, yaitu hari ketika manusia berdiri menghadap Rabb semesta alam Allah Ta’ala” QS al-Muthaffifiin 4-6.Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Tidak akan bergesar kaki seorang manusia dari sisi Allah, pada hari kiamat nanti, sampai dia ditanya dimintai pertanggungjawaban tentang lima perkara tentang umurnya untuk apa dihabiskannya, masa mudanya digunakan untuk apa, hartanya dari mana diperoleh dan ke mana dibelanjakan, serta bagaimana di mengamalkan ilmunya”[1].Akan tetapi bersamaan dengan itu, masa muda adalah masa yang penuh dengan godaan untuk memperturutkan hawa nafsu. Seorang pemuda yang sedang dalam masa pertumbuhan fisik maupun mental, banyak mengalami gejolak dalam pikiran maupun jiwanya, yang ini sering menyebabkan dia mengalami keguncangan dalam hidup dan berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan diri dari berbagai masalah tersebut[2].Dalam kondisi seperti ini, tentu peluang untuk terjerumus ke dalam keburukan dan kesesatan yang dibisikkan oleh setan sangat besar sekali, apalagi Iblis yang telah bersumpah di hadapan Allah U bahwa dia akan menyesatkan manusia dari jalan-Nya dengan semua cara yang mampu dilakukannya, tentu dia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan Ta’ala berfirman,{قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لأقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ. ثُمَّ لآتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ وَلا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ}“Iblis berkata “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan menghalangi-halangi manusia dari jalan-Mu yang lurus. Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka, dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur taat” QS al-A’raaf 16-17.Di sinilah terlihat peran besar agama Islam sebagai petunjuk yang diturunkan oleh Allah Ta’ala kepada umat manusia untuk kebaikan dan kemaslahatan hidup mereka di dunia dan Islam sangat memberikan perhatian besar kepada upaya perbaikan mental para pemuda. Karena generasi muda hari ini adalah para pemeran utama di masa mendatang, dan mereka adalah pondasi yang menopang masa depan umat karena itulah, banyak ayat al-Qur’an dan hadits Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang menghasung kita untuk membina dan mengarahkan para pemuda kepada kebaikan. Karena jika mereka baik maka umat ini akan memiliki masa depan yang cerah, dan generasi tua akan digantikan dengan generasi muda yang shaleh, insya Allah[3].Baca Juga Nasihat Dan Bimbingan Untuk Pemuda Muslim terhadap Diri, Agama, dan MasyarakatnyaPemuda yang dijanjikan akan mendapatkan naungan Allah Ta’alaBimbingan Islam untuk meluruskan akhlak para pemuda1. Memanfaatkan waktu luang secara maksimal2. Memilih teman bergaul yang baik3. Memilih sumber bacaan yang baik dan bermanfaatPenutupPemuda yang dijanjikan akan mendapatkan naungan Allah Ta’alaRasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ فِى ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ … وَشَابٌّ نَشَأَ فِى عِبَادَةِ رَبِّهِ»“Ada tujuh golongan manusia yang akan dinaungi oleh Allah dalam naungan Arsy-Nya pada hari yang tidak ada naungan sama sekali kecuali naungan-Nya …Dan seorang pemuda yang tumbuh dalam ibadah ketaatan kepada Allah …”[4].Hadits yang agung ini menunjukkan betapa besarnya perhatian Islam terhadap hal-hal yang mendatangkan kebaikan bagi seorang pemuda muslim sekaligus menjelaskan keutamaan besar bagi seorang pemuda yang memiliki sifat yang disebutkan dalam hadits Salim al-Hilali berkata “Hadits ini menunjukkan keutamaan pemuda yang tumbuh dalam dalam ketaatan kepada Allah, sehingga dia selalu menjauhi perbuatan maksiat dan keburukan”[5].Imam Abul Ula al-Mubarakfuri berkata “Dalam hadits ini Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengkhusukan penyebutan “seorang pemuda” karena usia muda adalah masa yang berpotensi besar untuk didominasi oleh nafsu syahwat, disebabkan kuatnya pendorong untuk mengikuti hawa nafsu pada diri seorang pemuda, maka dalam kondisi seperti ini untuk berkomitmen dalam ibadah ketaatan kepada Allah tentu lebih sulit dan ini menunjukkan kuatnya nilai ketakwaan dalam diri orang tersebut”[6].Dalam hadits lainnya, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ لَيَعْجَبُ مِنَ الشَّابِّ لَيْسَتْ لَهُ صَبْوَةٌ»“Sesungguhnya Allah Ta’ala benar-benar kagum terhadap seorang pemuda yang tidak memliki shabwah”[7].Artinya pemuda yang tidak memperturutkan hawa nafsunya, dengan dia membiasakan dirinya melakukan kebaikan dan berusaha keras menjauhi keburukan[8].Inilah sosok pemuda muslim yang dicintai oleh Allah Ta’ala dan pandai mensyukuri nikmat besar yang Allah Ta’ala anugrahkan kepadanya, serta mampu berjuang menundukkan hawa nafsunya pada saat-saat tarikan nafsu sedang kuat-kuatnya menjerat seorang manusia. Ini tentu merupakan hal yang sangat sulit dan berat, maka wajar jika kemudian Allah Ta’ala memberikan balasan pahala dan keutamaan besar Juga Nasehat Bagi Pemuda-Pemudi Yang Masih Menunda NikahBimbingan Islam untuk meluruskan akhlak para pemudaSyaikh Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin berkata, “Sesungguhnya sebab-sebab yang mendukung terjadinya penyimpangan dan banyak masalah di kalangan para pemuda sangat banyak dan bermacam-macam, karena manusia di masa remaja akan mengalami pertumbuhan besar pada fisik, pikiran dan akalnya. Karena masa remaja adalah masa pertumbuhan, sehingga timbullah perubahan yang sangat cepat pada dirinya. Oleh karena itulah, dalam masa ini sangat dibutuhkan tersedianya sarana-sarana untuk membatasi diri, mengekang nafsu dan pengarahan yang bijaksana untuk menuntun ke jalan yang lurus”[9].Kemudian syaikh al-Utsaimin menjelaskan sebab-sebab yang harus ditempuh untuk memperbaiki ahklak para pemuda berdasarkan petunjuk agama Islam[10], di antaranya adalah1. Memanfaatkan waktu luang secara maksimalWaktu luang bisa menjadi penyakit yang membinasakan pikiran, akal dan potensi fisik manusia, karena diri manusia harus beraktifitas dan berbuat. Jika diri manusia tidak beraktifitas maka pikirannya akan beku, akalnya akan buntu dan aktifitas dirinya akan lemah, sehingga hatinya akan dikuasai bisikan-bisikan pemikiran buruk, yang terkadang akan melahirkan keinginan-keinginan buruk…Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ»“Ada dua nikmat dari Allah Ta’ala yang kurang diperhatikan oleh banyak manusia yaitu kesehatan dan waktu luang”[11].Untuk mengatasi hal ini, hendaknya seorang pemuda berupaya untuk mengisi waktu luangnya dengan kegiatan yang cocok dan bermanfaat untuknya, seperti membaca, menulis, berwiraswasta atau kegiatan lainnya, untuk menghindari kekosongan aktifitas dirinya, dan menjadikannya sebagai anggota masyarakat yang berbuat kebaikan untuk dirinya dan orang Memilih teman bergaul yang baikHal ini sangat mempengaruhi akal, pikiran dan tingkah laku para pemuda. Oleh karena itulah, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,المرء على دين خليله، فلينظر أحدكم من يخالل“Seorang manusia akan mengikuti agama teman dekatnya, maka hendaknya salah seorang darimu melihat siapa yang dijadikan teman dekatnya”[12].Dalam hadits lain, beliau shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Perumpamaan teman duduk bergaul yang baik dan teman duduk bergaul yang buruk adalah seperti pembawa penjual minyak wangi dan peniup al-kiir tempat menempa besi, maka penjual minyak wangi bisa jadi dia memberimu minyak wangi, atau kamu membeli minyak wangi darinya, atau minimal kamu akan mencium aroma yang harum darinya. Sedangkan peniup al-kiir tempat menempa besi bisa jadi apinya akan membakar pakaianmu atau minimal kamu akan mencium aroma yang tidak sedap darinya”[13].Hadits yang mulia ini menunjukkan keutamaan duduk dan bergaul dengan orang-orang yang baik akhlak dan tingkah lakunya, karena pengaruh baik yang ditimbulkan dengan selalu menyertai mereka, sekaligus menunjukkan larangan bergaul dengan orang-orang yang buruk akhlaknya dan pelaku maksiat karena pengaruh buruk yang ditimbulkan dengan selalu menyertai mereka[14].Oleh karena itu, hendaknya seorang pemuda berusaha mencari teman bergaul orang-orang yang baik dan shaleh serta berakal, agar dia bisa mengambil manfaat dari kebaikan, keshalehan dan akalnya. Maka hendaknya seorang pemuda menimbang keadaan orang-orang yang akan dijadikan teman bergaulnya, dengan meneliti keadaan dan akhlak Memilih sumber bacaan yang baik dan bermanfaatMengkonsumsi sumber-sumber bacaan yang merusak, baik berupa artikel, surat kabar, majalah dan lain-lain, akan menyebabkan pendangkalan akidah dan agama seseorang, serta menjerumuskannya ke dalam jurang kebinasaan, kekafiran dan keburukan akhlak. Khususnya jika pemuda tersebut tidak memiliki latar belakang pendidikan agama yang kuat dan pola pikir yang benar untuk dapat membedakan antara yang benar dan yang salah, serta yang bermanfaat dan mengatasi masalah ini, hendaknya seorang pemuda menjauhi sumber-sumber bacaan tersebut, dan beralih kepada sumber-sumber bacaan lain yang akan menumbuhkan dalam hatinya kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya shallallahu alaihi wa sallam, serta menyuburkan keimanan dan amal shaleh dalam dirinya. Dan hendaknya dia bersabar dalam melakukan semua itu, karena hawa nafsunya akan menuntut dia dengan keras untuk kembali membaca bacaan-bacaan yang telah biasa dikonsumsinya, dan menjadikannya bosan serta jenuh untuk membaca bacaan-bacaan lain yang bermanfaat. Ibaratnya seperti orang yang berusaha melawan hawa nafsunya untuk melaksanakan ketaatan kepada Allah, tapi nafsunya enggan dan selalu ingin melakukan perbuatan yang sia-sia dan bacaan bermanfaat yang paling penting adalah al-Qur’an dan kitab-kitab tafsir yang berisi riwayat-riwayat tafsir yang shahih dan penafsiran akal yang benar. Demikian juga hadits-hadits Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, kemudian kitab-kitab yang ditulis oleh para ulama ahlus sunnah berdasarkan dua sumber hukum Islam semoga tulisan terkait hadits tentang pemuda yang ringkas ini bermanfaat dan menjadi motivasi bagi kaum muslimin, terutama para pemuda, untuk mengusahakan kebaikan bagi dirinya dan membiasakan dirinya untuk selalu menetapi amal shaleh dan ibadah kepada Allah Ta’ala, agar mereka termasuk ke dalam golongan orang-orang yang mendapatkan keutamaan dan kemuliaan besar dari Allah Ta’ala, sebagimana dalam hadits-hadits yang tersebut di الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمينBaca Juga Menjaga Anak dan Pemuda dari Paham Liberal dan Pluralisme—Kota Kendari, 13 Jumadal ula 1432 HPenulis Ustadz Abdullah bin Taslim al-Buthoni, MAArtikel kaki[1] HR at-Tirmidzi no. 2416 dan lain-lain, dinyatakan hasan oleh syaikh al-Albani.[2] Lihat keterangan syaikh Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin dalam kitab “Min musykilaatisy syabaab” hal. 5.[3] Ibid hal. 6.[4] HSR al-Bukhari no. 1357 dan Muslim no. 1031.[5] Kitab “Bahjatun naazhiriin” 1/445.[6] Kitab “Tuhfatul ahwadzi” 7/57.[7] HR Ahmad 2/263, ath-Thabrani dalam “al-Mu’jamul kabir” 17/309 dan lain-lain, dinyatakan shahih dengan berbagai jalurnya oleh syaikh al-Albani dalam “ash-Shahiihah” no. 2843.[8] Lihat kitab “Faidhul Qadiir” 2/263.[9] Kitab “Min musykilaatisy syabaab” hal. 12.[10] Ibid hal. 12-16 dengan ringkas dan tambahan dari penulis.[11] HSR al-Bukhari no. 6049.[12] HR Abu Dawud no. 4833, at-Tirmidzi no. 2378 dan al-Hakim 4/189, dinyatakan shahih oleh al-Hakim dan disepakati oleh adz-Dzahabi, serta dihasankan oleh syaikh al-Albani.[13] HSR al-Bukhari no. 5214 dan Muslim no. 2628.[14] Lihat kitab “Syarhu shahiihi Muslim” 16/178 dan “Faidhul Qadiir” 3/4.
WaketumPemuda Dewan Dakwah: PKI tak Lahir dari Sarekat Islam - Keuangan News. Budi Utomo Hingga Sarekat Islam, Berikut 4 Organisasi Pergerakan Nasional Besar Indonesia - Suara Banten Kapasitas Kalor Tanggal 1 Juli Ayat Yang Menjelaskan Bumi Itu Datar Pseudomonas Denitrificans Perbedaan Transfer Dan Kliring Bait Alfiyah Tentang Mencari Ilmu Oleh Ahmad Zaki Arba Alquran dengan indahnya telah memberikan kisah teladan para pemuda gua ashabul kahfi yang terkenal kokoh iman dan teguh pendirian dalam memegang prinsip kebenaran. Allah SWT memujinya dalam ayat, yang artinya, "Kami kisahkan kepadamu Muhammad dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka adalah para pemuda yang beriman kepada Tuhannya, dan Kami tambahkan petunjuk kepada mereka" QS Al-Kahfi [18] 13. Teladan pemuda idaman juga telah dipertunjukkan oleh Nabi Ibrahim ketika masa remajanya. Seperti tertera di dalam kalam-Nya, artinya, "Mereka menjawab, 'Kami mendengar seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini, yang bernama Ibrahim" QS Al-Anbiya [21] 60. Rasulullah SAW memberikan jaminan keselamatan di hari akhirat kelak, antara lain, kepada pemuda yang menghabiskan masa mudanya untuk beribadah kepada Allah SWT, pemuda yang gemar melakukan aktivitas ibadah di masjid, dan pemuda yang sanggup menahan gejolak nafsunya manakala berhadapan dengan godaan syahwat perzinaan. Mengingat betapa besar sumber daya potensi sekaligus emosi yang dimiliki pemuda, maka sepantasnyalah segenap masyarakat membimbing mereka agar menjadi pemuda idaman yang mulia menurut pandangan Allah SWT. Caranya, antara lain, dengan melibatkan pemuda ke dalam berbagai aktivitas yang positif dan konstruktif, membina jiwa mereka secara rutin dengan siraman rohani, membentengi mereka dengan tausiyah agar tidak terjebak ke dalam perbuatan nista, zina, dan kejahatan, serta mengajari mereka dengan teladan kebaikan orang tua. Tentang pentingnya memperhatikan pemuda dalam rangka kaderisasi ini, disampaikan oleh Rasulullah SAW dalam pesannya. "Aku pesankan agar kalian berbuat baik kepada para pemuda, karena sebenarnya hati mereka itu lembut. Allah telah mengutus aku dengan agama yang lurus dan penuh toleransi, lalu para pemuda bergabung memberikan dukungan kepadaku. Sementara para orang tua menentangku.'' Sahabat Ibnu Abbas pernah menyatakan, ''Tidaklah Allah mengutus seorang Nabi melainkan pemuda. Dan seorang alim tidak diberi ilmu pengetahuan oleh Allah melainkan di waktu masa mudanya.'' Saatnya kita munculkan generasi muda idaman berkarakter ashabul kahfi, berakidah Ibrahim, pecinta sifat-sifat mulia para Nabi. Dengan demikian, para pemuda dan pemudi mempunyai kriteria yang jelas dalam mengidolakan mereka tak lagi membabi buta dalam menentukan seseorang yang akan ditiru dan diikuti tingkah lakunya. Karena pada hakikatnya di sisi Allah SWT mereka yang menjunjung nilai keimanan dan ketakwaan sajalah yang layak menjadi idaman setiap insan. sumber Pusat Data RepublikaBACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini xSsu.
  • r0nhv858jo.pages.dev/329
  • r0nhv858jo.pages.dev/41
  • r0nhv858jo.pages.dev/19
  • r0nhv858jo.pages.dev/334
  • r0nhv858jo.pages.dev/11
  • r0nhv858jo.pages.dev/350
  • r0nhv858jo.pages.dev/44
  • r0nhv858jo.pages.dev/307
  • r0nhv858jo.pages.dev/26
  • bait alfiyah tentang pemuda